Tugas 4
Perkembangan Koperasi di Negara Berkembang
PENGEMBANGAN KOPERASI DI NEGARA BERKEMBANG
Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di Negara berkembangadalah sebagai berikut :
Sering koperasi, hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif dan demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang dan pekerja/buruh
Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang controversial mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa proses pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) merupakan alas an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya koperasi.
Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti perkembangan anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar penjualan koperasi, modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi koperasi.
Konsepsi mengenai sponsor pemerintah dalam perkembangan koperasi yang otonom dalam bentuk model tiga tahap.
Tahap pertama : Offisialisasi
Mendukung perintisan pembentukan Organisasi Koperasi.
Tujuan utama selama tahap ini adalah merintis pembentukan koperasi dari perusahaan koperasi, menurut ukuran, struktur dan kemampuan manajemennya,cukup mampu melayani kepentingan para anggotanya secara efisien dengan menawarkan barang dan jasa yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dengan harapan agar dalam jangka panjang mampu dipenuhi sendiri oleh organisasi koperasi yang otonom.
Terdapat 2 jenis kebijakan dan program yang berkaitan dengan pengkoperasian yaitu :
Kebijakan dan program pendukung yang diarahkan pada perintisan dan pembentukan organisasi koperasi, kebijakan dan program ini dapat dibedakan pula, atas kebijakan dan program khusus misalnya untuk :
Membangkitkan motivasi, mendidik dan melatih para anggota dan para anggota pengurus kelompok koperasi.
Membentuk perusahaan koperasi ( termasuk latihan bagi para manager dan karyawan)
Menciptakan struktur organisasi koperasi primer yang memadai ( termasuk sistem kontribusi dan insentif, serta pengaturan distribusi potensi yang tersedia) dan,
Membangun sistem keterpaduan antar lembaga koperasi sekunder dan tersier yang memadai.
Kebijakan dan program diarahkan untuk mendukung perekonomian para anggota, masing-masing, dan yang dilaksanakan melalui koperasi terutama perusahaan koperasi yang berperan seperti organisasi-organisasi pembangunan lainnya.
Tahap kedua : De Offisialisasi
Melepaskan koperasi dari ketergantungannya pada sponsor dan pengawasan teknis, Manajemen dan keuangan secara langsung dari organisasi yand dikendalikan oleh Negara.
Tujuan utama dari tahap ini adalah mendukung perkembangan sendiri koperasi ketingkat kemandirian dan otonomi .artinya, bantuan, bimbingan dan pengawasan atau pengendalian langsung harus dikurangi.
Kelemahan-kelemahan dalam penerapan kebijakan dan program yang mensponsori pengembangan koperasi.
Untuk membangkitkan motivasi para petani agar menjadi anggota koperasi desa, ditumbuhkan harapan-harapan yang tidak realistis pada kerjasama dalam koperasi bagi para anggota dan diberikan janji-janji mengenai perlakuan istimewa melalui pemberian bantuan pemerintah.
Selama proses pembentukan koperasi persyaratan dan kriteria yang yang mendasari pembentukan kelompok-kelompok koperasi yang kuatdan, efisien, dan perusahaan koperasi yang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya secara otonom, tidak mendapat pertimbangan yang cukup.
Karena alas an-alasan administrative, kegiatan pemerintah seringkali dipusatkan pada pembentukan perusahaan koperasi, dan mengabaikan penyuluhan, pendidikan dan latihan para naggota, anggota pengurus dan manajer yang dinamis, dan terutama mengabaikan pula strategi-strategi yang mendukung perkembangan sendiri atas dasar keikutsertaan anggota koperasi.
Koperasi telah dibebani dengan tugas-tugas untuk menyediakan berbagai jenis jasa bagi para anggotanya (misalnya kredit), sekalipun langkah-langkah yang diperlukan dan bersifat melengkapi belum dilakukan oleh badan pemerintah yang bersangkutan (misalnya penyuluhan)
Koperasi telah diserahi tugas, atau ditugaskan untuk menangani program pemerintah, walaupun perusahaan koperasi tersebut belum memiliki kemampuan yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan tugas dan program itu
Tujuan dan kegiatan perusahaan koperasi (yang secara administratif dipengaruhi oleh instansi dan pegawai pemerintah) tidak cukup mempertimbangkan, atau bahkan bertentangan dengan, kepentingan dan kebutuhan subyektif yang mendesak, dan tujuan-tujuan yang berorientasi pada pembangunan para individu dan kelompok anggota.
Secara singkat dapat dibedakan tiga tipe konflik tujuan yang satu sama lain tidak cukup serasi :
Koperasi serba usaha yang diarahkan untuk melaksanakan membawa pengaruh negatif terhadap kepentingan anggota atau fungsi-fungsi yang merupakan tugas instansi pemerintah, yang terhadap loyalitas hubungan antara anggota dan manajer
Perusahaan koperasi diarahkan bertentangan dengan kepentngan paraanggota untuk menjual hasil produksi para anggota engan harga yang lebih rendah dari harga pasar sebagai satu bentuk sumbangan terhadap stabilisasi harga secara umum.
Mungkin terkandung maksud atau asumsi bahwa perusahaan koperasi dapat meningkatkan kepentingan yang nyata atau sesungguhnya dari para anggota dan merangsang perubahan sosial ekonomi itu,tidak dipertimbangkan secara matang keadaan nyata dari para petani kecil yang menjadi anggota, struktur lahan dan pola produksi mereka, kebutuhan dan tujuan mereka.
Perkembangan koperasi sebagai Organisasi mandiri yang otonom
Setelah berhasil mencapai tingkat swadaya dan otonom, koperasi-koperasi yang sebelumnya disponsori oleh Negara dan mengembangkan dirinya sebagai organisasi swadaya koperasi bekerja sama dan didukung oleh lembaga-lembaga koperasi sekunder dan tersier.
ANALISIS DATA MONOGRAFI DESA JOHO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
1. Keadaan Umum Desa
Desa Joho adalah salah satu desa yang terletak diwilayah Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan batas wilayah:
Utara : Desa Triyagan
Timur : Desa Sapen
Selatan : Desa Kragilan, Desa Klumprit, Desa Demakan
Barat : Desa Palur
Topografi Desa Joho termasuk rendah dengan luas wilayah seluruhnya 343.380 Ha. Terbagi dalam luas tanah sawah irigasi teknis 70 Ha, tanah kering, pekarangan atau bangunan dan lain-lain 65,3085 Ha dan tegalan atau kebun 8,3250 Ha. Jalan-jalan di Desa Joho rata-rata telah beraspal meskipun masih ada jalan yang belum diaspal tetapi tidak terlalu banyak. Di Desa Joho terdapat 5 buah jembatan yang berfungsi untuk menghubungkan antar dusun.
Sarana perekonomian yang terdapat di Desa Joho diantaranya 15 buah toko/ kios/ warung, 2 buah koperasi simpan pinjam, 1 buah lumbung desa, 1 buah industri kecil dengan 15 orang tenaga kerja, 1 buah industri besar dengan 60 orang tenaga kerja, 6 buah industri rumah tangga dengan 12 orang tenaga kerja dan 4 buah rumah makan dengan 8 orang tenaga kerja.
Di Desa Joho terdapat 981 rumah penduduk yang dindingnya terbuat dari batu atau gedung permanen, 66 buah rumah yang dindingnya terbuat dari bambu. Rumah penduduk yang dindingnya terbuat dari batu atau gedung permanen dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal ini menandakan perekonomian yang terus meningkat.
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Joho diantaranya 4 buah TK dengan 8 orang guru, 4 SD dengan 35 guru, 1 SLTA dengan 50 guru, 1 SLTA kejuruan dengan 26 guru. Jumlah tempat ibadah yang ada di Desa Joho adalah 12 buah masjid dan 5 buah mushola, selain itu juga terdapat 8 unit organisasi kesenian. Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Joho yaitu 2 buah rumah bersalin dengan 10 tempat tidur, 1 buah Puskesmas dengan 2 buah tempat tidur, 1 buah klinik kesehatan, 1 orang dokter per 4 orang, 5 orang dukun bayi per 2 orang.
1. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk Berdasar Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasar Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Uraian Tahun
2003 2004 2005
1. Umur (th)
1. 0 – 14
2. 15 – 49
3. ≥ 50
4. Jenis Kelamin
1. Pria
2. Wanita 1715
3343
1059
2963
3114 1758
3940
1013
2608
3593 1178
3984
1015
3041
3200
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4.1 diatas yang membahas mengenai pertambahan penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang berumur 0 – 14 tahun pada tahun 2003 berjumlah 1715 orang, pada tahun 2004 meningkat sebanyak 43 orang menjadi 1758 orang, sedang pada tahun 2005 turun menjadi 1178 orang. Dan jumlah penduduk yang berumur 15 – 49 tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun 2003 ke tahun 2004 bertambah sekitar 597 orang dan dari tahun 2004 ke tahun 2005 bertambah sejumlah 44 orang, sedang untuk penduduk yang berumur 50 tahun keatas juga mengalami perubahan dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan 46 orang, sedang dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan sebanyak 20 orang. Untuk penduduk yang berdasarkan jenis kelamin di Dersa Joho ditemukan bahwa penduduk wanita lebih banyak dari penduduk laki-laki/ pria tetapi diantara mereka memiliki perbandingan yang tidak jauh berbeda.
Tabel 4.2. Keadaan Penduduk Menurut ABT dan Sex Ratio Di Desa Joho
Uraian Tahun Rata-rata
2003 2004 2005
1. ABT
2. Sex Ratio 58,5
95,1 52,3
72,5 38,7
95 49,8
87,5
Sumber : Data Sekunder
Tabel 4.2 diatas membahas mengenai ABT (Angka Beban Tanggungan ) dan nilai Sex Ratio ( perbandingan berdasarkan jenis kelamin). Untuk nilai ABT didapat dari rumus :
ABT =
Dan nilai Sex Ratio didapat dari rumus :
Sex Ratio :
Pada tahun 2003 nilai ABT yang didapatkan 58,5 = 58 yang berarti tiap-tiap 100 orang kelompok penduduk produktif harus menanggung 58 kelompok penduduk yang tidak produktif, sedangkan nilai sex ratio yang didapatkan adalah sebesar 95,1 berarti tiap 100 penduduk terdapat sekitar 95 orang laki-laki. Untuk tahun 2005 didapatkan nilai ABT sebesar 38,7 dan nilai sex rationya 95. Dari ke tiga data tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai ABT dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan, begitu juga tahun 2005 nilai ABT mengalami penurunan. Hal ini berarti dari tahun ke tahun nilai beban tanggungan yang ditanggung kelompok produktif semakin menurun. Sedangkan untuk sex ratio dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan, ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2004 mengalami penurunan. Untuk tahun 2005 sex ratio mengalami peningkatan sebesar 22,5; hal ini menandakan pada tahun 2005 jumlah penduduk laki-lakinya meningkat.
1. Jumlah Penduduk Berdasar Pendidikan
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Berdasar Pendidikan
Uraian Tahun
2003 2004 2005
1. Tidak Sekolah
2. Belum Tamat SD
3. Tidak Tamat SD
4. Tamat SD
5. Tamat SLTP
6. Tamat SLTA
7. Tamat Akademi/ PT 370
575
800
1800
1230
965
40 350
569
750
1860
1251
986
47 350
571
750
1951
1350
996
55
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4.3 diatas didapatkan data mengenai jumlah penduduk berdasarkan pendidikan dalam kurun waktu 3 tahun. Dari tahun 2003 hingga tahun 2005 terdapat adanya peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah baik itu tingkat SD hingga perguruan tinggi dan jenjang pendidikan yang sederajat lainnya. Ini berarti menunjukan bahwa pandangan penduduk mengenai arti penting pendidikan dalam kehidupan sehari-hari sudah cukup tinggi. Maka berpandangan kalau ingin hidup sukses dan sejahtera harus mempunyai pendidikan yang cukup supaya tidak dibodohi oleh orang lain.
1. Perencanaan Keluarga
Perencanaan keluarga di Desa Joho ini cukup terprogram dengan baik, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar responden memiliki jumlah anggota keluarga dalam tiap kepala keluarga hanya terdiri dari satu hingga empat anak. Ini membuktikan bahwa kegiatan keluarga berencana telah diterapkan dengan baik. Sampai saat ini jumlah aseptor KB baik itu Pil, IUD, Kondom atau lainnya dalam satu desa sudah lebih dari 500 orang. Ini menandakan peminat KB cukup baik. Dari sekian banyak metode kontrasepsi yang digunakan yang paling banyak dipilih adalah Pil yang didapat Dati puskesmas oleh bidan KB setempat.
1. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk di Desa Joho berjalan cukup cepat ini terbukti dengan banyaknya penduduk yang berpindah baik itu masuk maupun keluar dari Desa Joho. Selama beberapa tahun, dari tahun 2003 hingga 2005 jumlah penduduk yang masuk ke dalam desa hingga sekitar 9 – 34 orang dan yang keluar 6 – 13 orang. Untuk penduduk yang lahir dalam 3 tahun ini. Terdapat sebanyak 44 hingga 62 orang dan kematiannya sebanyak 19 hingga 23 orang. Sehingga dari data diatas untuk Desa Joho pertambahan penduduknya bersifat dinamis karena dapat berubah-ubah setiap waktu.
1. Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 4.4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Joho Dalam Tiga Tahun
Uraian Tahun
2003 2004 2005
1. Petani Sendiri
2. Buruh Tani
3. Pengusaha
4. Buruh Industri
5. Buruh Bangunan
6. Pedagang
7. PNS
8. Pensiunan
9. Pengangkutan 350
79
1
1000
150
50
115
16
24 350
79
1
1300
250
50
116
18
22 347
81
1
1320
255
51
121
18
22
1. Lain – lain 4008 4013 4032
Sumber : Data Sekunder
Pada tabel 4.4 diatas membahas mengenai mata pencaharian penduduk Desa Joho dalam tiga tahun. Pada umumnya untuk tiap mata pencaharian ada yang mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan, yang mengalami penurunan misalnya petani sendiri hal ini dikarenakan lahan yang mereka punyai telah dijual. Untuk mata pencaharian yang mengalami peningkatan cukup drastis adalah buruh industri dan buruh bangunan. Hal ini dikarenakan penduduk lebih berminat menjadi buruh dari pada pekerjaan lain, salah satu penyebabnya adalah pendidikan, sebagian besar penduduk berpendidikan rendah sehingga hanya buruhlah yang menjadi pilihan pekerjaannya. Untuk mata pencaharian yang umumnya statis yaitu pengusaha, pedagang, buruh tani, PNS, Pensiunan dan pengangkutan. Hal ini mungkin lebih dikarenakan kemampuan penduduk yang terbatas dan sarana prasarana yang kurang memadai.
1. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat Desa Joho ini sudah dapat dikatakan baik. Hal ini dapat diketahui dengan sarana kesehatan yang terdapat di desa ini. Sarana kesehatan yang ada diantaranya 2 buah rumah bersalin, 1 buah puskesmas, 1 orang dokter per 2 orang dan 5 orang bidan per 2 orang. Dari sinilah dapat diketahui dengan sarana kesehatan yang memadai maka kesehatan masyarakatpun dapat terkontrol dengan baik.
1. Lembaga Masyarakat
1. Lembaga Pemerintahan Desa
Pemerintah Desa diselenggarakan di bawah pimpinan kepala desa yang mewakili, masyarakat guna hubungan keluar maupun kedalam masyarakat yang bersangkutan.
Lurah
A.B Hartono
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Joho
Dari masing-masing jabatan diatas memiliki tugas sebagai berikut :
1. Lurah Desa / Kepala Desa
Sebagai pemimpin pemerintahan desa yang berhak memberikan segala kebijakan di desanya dan memiliki kewajiban untuk mengatur jalannya pemerintahan dengan baik.
1. Kebayan
Kebayan bertugas menjadi ketua ditiap-tiap daerah kebayan yang dipimpin, sehingga dia yang menampung masalah penduduk di wilayah kebayanannya baik itu masalah administrasi ataupun masalah kependudukan lainnya.
1. Carik Desa
Carik desa disini berkedudukan sebagai sekretaris desa, sehingga dia bertugas mencatat dan menyampaikan laporan lurah tentang hal-hal yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pemerintahan.
1. Kaur-kaur
• Kaur Pemerintahan
Bertugas untuk mengurusi masalah administrasi pemerintahan desa seperti monografi desa, struktur organisasi dan sebagainya.
• Kaur Keuangan
Bertugas untuk mengurusi manajemen keuangan pemerintah desa dan memberikan laporan keuangan untuk tiap periode tertentu.
• Kaur Umum
Bertugas untuk mengurus segala permasalahan yang dihadapi penduduk.
• Kaur Pembangunan
Bertugas untuk mengurusi bidang pembangunan desa dan masyarakat desa tersebut di segala bidang.
• Kaur Kesra
Bertugas untuk mengurusi kesejahteraan masyarakat seperti beras miskin, kartu sehat, bantuan ekonomi dan sebagainya.
1. Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa Joho ini diantaranya:
1. Organisasi Pemuda
Yaitu organisasi bagi pemuda-pemuda di tingkat desa dengan segala macam bidang yang ditekuni, contohnya : organisasi karang taruna.
1. LKMD dan LMD
Lembaga masyarakat yang bertugas untuk menampung segala aspirasi masyarakat, baik itu masalah usahatani maupun masalah sosial budaya. Di Desa Joho ini ada organisasi dengan jumlah pengurus 10 orang.
1. PKK
Adalah kelompok atau perkumpulan ibi-ibu yang ada di Desa Joho, PKK ini ada pada tiap-tiap RT maupun RW.
1. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi yang terdapat di Desa Joho ini adalah koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam yang ada sebanyak 2 buah. Koperasi simpan pinjam ini memiliki kegiatan yakni perputaran modal yang dipinjamkan dalam waktu tertentu untuk dapat digunakan dalam kegiatan produksi usahatani. Disini juga terdapat 15 warung yang memiliki usaha untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.
1. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan yang ada di Desa Joho ini adalah TK sebanyak 4 buah dengan 8 orang guru, 4 buah SD dengan 34 guru, 1 Buah SLTA umum dan 1 buah SLTA kejuruan dengan 26 orang guru. Lembaga pendidikan ini sangat mendukung masyarakat untuk meningkatkan pendidikan dan program pengentasan buta huruf. Dengan semakin banyaknya sekolah yang ada jumlah murid yang dapat ditampungpun semakin banyak.
1. Lembaga Keamanan
Lembaga keamanan yang terbentuk adalah lembaga poskamling. Poskamling didirikan pada tiap-tiap dukuh untuk menjaga wilayahnya, karena masyarakat menyadari betapa pentingnya untuk menjaga keamanan lingkungan. Dengan adanya poskamling diharapkan tindak kejahatan akan berkurang.
Archive for the ‘Kab. Pati’ Category
Pengumuman Tim Pendata Koperasi Jawa Tengah Tahap II dan Undangan Diklat
Friday, October 24th, 2008
Panggilan Diklat Surveyor Koperasi Jateng Susulan :
Dari pendaftaran tahap II yang diterima sebagai Tim Surveyor Koperasi Jateng sbb:
1. Kota Pekalongan : EKo Septianto R
2. Kota Tegal : Nur laila Ismawati
3. Kab. Magelang : Anita Sri Sirep (Koordinator Kab), Siti Nurjanah
4. Kota Magelang : Agus Santoso (Koordnator Kota), Yudiarno
4. Kab. Pekalongan : Hardi
5. Kab. Wonosobo : Desiana Ery Susanti (Koordinator), Wiwit Priyanto
Nama-nama diatas agar mengikuti Pelatihan Tahap II Pada :
- Tanggal 27-29 Oktober 2008
- Tempat : Balai Latihan Transmigrasi Kab. Sleman Yogyakarta
Jl. Parasamya Sleman Beran Tridadi Sleman Yogakarta :
Ket : dari naik bus dari Magelang turun pertigaan Beran Sleman kekanan (komplek perkantoran Pemda Sleman)
Ket : membawa pakaian secukupnya, administrasi : pas photo 3 x 4 (2 lbr), fc. ijasah terakhir, daftar riwayat hidup, fc. rekening (bank bebas).Diserahkan kepada panitia Pusat ditempat diklat (administrasi dimasukkan dalam amplop besar, ditulisi nama dan kab/kota
Seluruh akomodasi : transport dan makan akan ditanggung panitia.
Seluruh peserta wajib joint milis : pendataankoperasi-jateng@yahoogroups.com,
karena semua file surat tugas dan informasi akan di posting pada milis.
Contact Pesrson Panitia Derah Yogyakarta : 085647300634 (Mbak Atik)
Yang sudah melihat pengumuman ini dan siap berangkat, silahkan konfirmasi via sms
ke 08122837241 (Agus Wiyono) atau 081325565686 (Salim Bachtiar) dengan menyebut nama, tim surveyor dari kab/kota
terima kasih
Agus Wiyono-Korwil Jateng
Posted in Kab. Pati | No Comments »
Penjelasan Diklat Tim Pendata Koperasi
Saturday, October 11th, 2008
Mohon bisa memahami pengumuman panggilan diklat tim pendata, untuk tidak salah persepsi :
selama diklat seluruh peserta akan disediakan akmodasi (makan dan penginapan) oleh panitia, jika ada yang mau datang lebih awal karena rumahnya jauh bisa cek in tgl 15 oktober 2008 , tapi panitia hanya menyiapkan penginapan saja. mohon yg konefirmasi via sms atau email menyebutkan nama dan kab/kota supaya mudah diketahui identitasnya.
Korwil Jateng
Posted in Kab. Pati | No Comments »
Panggilan Diklat Pendataan Koperasi Jawa Tengah
Friday, October 10th, 2008
Kepada seluruh Tim Pendataan Koperasi Jawa Tengah yang diumumkan lewat blog ini pada tanggal 9 Oktober 2008, dengan ini kami mengundang untuk mengikuti Diklat Pendataan Koperasi pada :
Hari/Tanggal : Kamis s.d Jumat/16-17 Oktober 2008
Jam : 09.00 s.d selesai
Tempat : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan / LPMP Semarang
Jl. Kyiai Maja Semarang Srondol Semarang, Telp. 024-7474192
Persyaratan yang harus di bawa : foto copy KTP, KK, Ijasah terakhir, Daftar Riwayat Hidup, copy rekening (dimasukkandi map warna biru ditulis dibagian depan Nama, Kabupaten), membawa pakaian yang cukup untuk menginap. Pakaian bebas rapi bersepatu
Daftar peserta tambahan yag juga harus hadir : Eko Setyo Nugroho (Sukoharjo), Abu Maskur dan Junaedi Bagus S (Kab. Semarang).
Untuk peserta luar kota yang jauh dari Semarang dapat melakukan cek in di LPMP tanggal 15 Oktober 2008 sore (panitia hanya menyediakan penginapan saja pada tanggal 15 ktober 2008).
Informasi ini dapat dicetak dan menjadi undangan resmi, beserta lampiran daftar nama (Pengumuman Tim Pendataan Koperasi Jateng).
Untuk konfirmasi kesiapan kedatangannya yang sudah membaca undangan ini dapat sms ke nomor 081325565686 (Salim Bachtiar) atau 08122837241 (Agus W) dengan menyebut nama dan kab/kota atau via email awiyono@gmail.com atau samba73kds@yahoo.com.
Keterangan : Tim Pendata dari latar belakang Ekonomi/Non Ekonomi Sarjana/Sarmud sekaligus menjadi Koordinator Kab/Kota, sedangkan yang tidak ada yang memiliki latar belakang ekonomi koordinator Kab/Kota dibicarakan saat Diklat.
Seluruh peserta akan diberikan transport pengganti dari asal ke semarang PP (besarnya disesuaikan dengan jarak)
Mohon Kab/Kota yang belum lengkap personilnya kami tunggu data tim tambahannya (diusahakan dengan latar belakang pendidikan ekonomi)
Kami tunggu konfirmasinya.
Korwil Jateng : Agus W dan Salim Bachtiar
Koperasi di NTT Dapat Bantuan Rp 4 Miliar
Kupang, NTT Online - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 2011 akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk membantu modal usaha koperasi di daerah itu.
"Dana ini belum termasuk bantuan Pemerintah Pusat senilai Rp2,8 miliar untuk bantuan pembangunan sarana koperasi dan pembinaan usaha kecil dan menengah," kata Kepala Dinas Koperasi Provinsi NTT Paulus Rante Tadung,Senin (29/11) di Kupang.
"Untuk tahun ini, alokasi untuk bantuan koperasi dari APBD NTT hanya Rp4 miliar. Kita akan gunakan untuk bantuan modal usaha dan juga pengembangan sumber daya manusia," katanya.
Dia mengakui, alokasi dana untuk koperasi pada 2011 memang lebih kecil dibanding 2010 lalu yang mencapai Rp7,5 miliar.
Hal ini karena adanya kebijakan baru dari Pemerintahan Frans Lebu Raya-Esthon Foenay yang memangkas alokasi anggaran untuk setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Hal ini untuk mendukung pelaksanaan program Desa Mandiri `Anggur Merah` (Anggaran untuk rakyat menuju sejahtera) yang akan diluncurkan pada 2011 mendatang.
Paulus Tadung mengatakan, tidak masalah dengan pemangkasan anggaran dari SKPD termasuk koperasi karena program Desa Mandiri `Anggur Merah` juga memiliki tujuan yang sama yakni meningkatkan ekonomi masyarakat.
Bahkan dalam program Desa Mandiri Anggur Merah ini, justeru masyarakat akan diberikan kepercayaan untuk mengelola sendiri dana dengan membangun usaha-usaha ekonomi produktif.
"Tidak masalah, semuanya juga untuk rakyat. Kalau untuk rakyat mengapa harus dipersoalkan," katanya.
Pemerintah Provinsi NTT mulai tahun 2011 akan memberikan bantuan dana hibah sebesar Rp250 juta per desa di 287 desa yang terdapat di 287 kecamatan.
Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk usaha-usaha ekonomi produktif dan keuntungan dari usaha ini bisa dinikmati langsung oleh masyarakat. bdc
Perkembangan Koperasi di Negara Berkembang
PENGEMBANGAN KOPERASI DI NEGARA BERKEMBANG
Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di Negara berkembangadalah sebagai berikut :
Sering koperasi, hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif dan demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang dan pekerja/buruh
Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang controversial mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa proses pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) merupakan alas an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya koperasi.
Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti perkembangan anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar penjualan koperasi, modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi koperasi.
Konsepsi mengenai sponsor pemerintah dalam perkembangan koperasi yang otonom dalam bentuk model tiga tahap.
Tahap pertama : Offisialisasi
Mendukung perintisan pembentukan Organisasi Koperasi.
Tujuan utama selama tahap ini adalah merintis pembentukan koperasi dari perusahaan koperasi, menurut ukuran, struktur dan kemampuan manajemennya,cukup mampu melayani kepentingan para anggotanya secara efisien dengan menawarkan barang dan jasa yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dengan harapan agar dalam jangka panjang mampu dipenuhi sendiri oleh organisasi koperasi yang otonom.
Terdapat 2 jenis kebijakan dan program yang berkaitan dengan pengkoperasian yaitu :
Kebijakan dan program pendukung yang diarahkan pada perintisan dan pembentukan organisasi koperasi, kebijakan dan program ini dapat dibedakan pula, atas kebijakan dan program khusus misalnya untuk :
Membangkitkan motivasi, mendidik dan melatih para anggota dan para anggota pengurus kelompok koperasi.
Membentuk perusahaan koperasi ( termasuk latihan bagi para manager dan karyawan)
Menciptakan struktur organisasi koperasi primer yang memadai ( termasuk sistem kontribusi dan insentif, serta pengaturan distribusi potensi yang tersedia) dan,
Membangun sistem keterpaduan antar lembaga koperasi sekunder dan tersier yang memadai.
Kebijakan dan program diarahkan untuk mendukung perekonomian para anggota, masing-masing, dan yang dilaksanakan melalui koperasi terutama perusahaan koperasi yang berperan seperti organisasi-organisasi pembangunan lainnya.
Tahap kedua : De Offisialisasi
Melepaskan koperasi dari ketergantungannya pada sponsor dan pengawasan teknis, Manajemen dan keuangan secara langsung dari organisasi yand dikendalikan oleh Negara.
Tujuan utama dari tahap ini adalah mendukung perkembangan sendiri koperasi ketingkat kemandirian dan otonomi .artinya, bantuan, bimbingan dan pengawasan atau pengendalian langsung harus dikurangi.
Kelemahan-kelemahan dalam penerapan kebijakan dan program yang mensponsori pengembangan koperasi.
Untuk membangkitkan motivasi para petani agar menjadi anggota koperasi desa, ditumbuhkan harapan-harapan yang tidak realistis pada kerjasama dalam koperasi bagi para anggota dan diberikan janji-janji mengenai perlakuan istimewa melalui pemberian bantuan pemerintah.
Selama proses pembentukan koperasi persyaratan dan kriteria yang yang mendasari pembentukan kelompok-kelompok koperasi yang kuatdan, efisien, dan perusahaan koperasi yang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya secara otonom, tidak mendapat pertimbangan yang cukup.
Karena alas an-alasan administrative, kegiatan pemerintah seringkali dipusatkan pada pembentukan perusahaan koperasi, dan mengabaikan penyuluhan, pendidikan dan latihan para naggota, anggota pengurus dan manajer yang dinamis, dan terutama mengabaikan pula strategi-strategi yang mendukung perkembangan sendiri atas dasar keikutsertaan anggota koperasi.
Koperasi telah dibebani dengan tugas-tugas untuk menyediakan berbagai jenis jasa bagi para anggotanya (misalnya kredit), sekalipun langkah-langkah yang diperlukan dan bersifat melengkapi belum dilakukan oleh badan pemerintah yang bersangkutan (misalnya penyuluhan)
Koperasi telah diserahi tugas, atau ditugaskan untuk menangani program pemerintah, walaupun perusahaan koperasi tersebut belum memiliki kemampuan yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan tugas dan program itu
Tujuan dan kegiatan perusahaan koperasi (yang secara administratif dipengaruhi oleh instansi dan pegawai pemerintah) tidak cukup mempertimbangkan, atau bahkan bertentangan dengan, kepentingan dan kebutuhan subyektif yang mendesak, dan tujuan-tujuan yang berorientasi pada pembangunan para individu dan kelompok anggota.
Secara singkat dapat dibedakan tiga tipe konflik tujuan yang satu sama lain tidak cukup serasi :
Koperasi serba usaha yang diarahkan untuk melaksanakan membawa pengaruh negatif terhadap kepentingan anggota atau fungsi-fungsi yang merupakan tugas instansi pemerintah, yang terhadap loyalitas hubungan antara anggota dan manajer
Perusahaan koperasi diarahkan bertentangan dengan kepentngan paraanggota untuk menjual hasil produksi para anggota engan harga yang lebih rendah dari harga pasar sebagai satu bentuk sumbangan terhadap stabilisasi harga secara umum.
Mungkin terkandung maksud atau asumsi bahwa perusahaan koperasi dapat meningkatkan kepentingan yang nyata atau sesungguhnya dari para anggota dan merangsang perubahan sosial ekonomi itu,tidak dipertimbangkan secara matang keadaan nyata dari para petani kecil yang menjadi anggota, struktur lahan dan pola produksi mereka, kebutuhan dan tujuan mereka.
Perkembangan koperasi sebagai Organisasi mandiri yang otonom
Setelah berhasil mencapai tingkat swadaya dan otonom, koperasi-koperasi yang sebelumnya disponsori oleh Negara dan mengembangkan dirinya sebagai organisasi swadaya koperasi bekerja sama dan didukung oleh lembaga-lembaga koperasi sekunder dan tersier.
ANALISIS DATA MONOGRAFI DESA JOHO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
1. Keadaan Umum Desa
Desa Joho adalah salah satu desa yang terletak diwilayah Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan batas wilayah:
Utara : Desa Triyagan
Timur : Desa Sapen
Selatan : Desa Kragilan, Desa Klumprit, Desa Demakan
Barat : Desa Palur
Topografi Desa Joho termasuk rendah dengan luas wilayah seluruhnya 343.380 Ha. Terbagi dalam luas tanah sawah irigasi teknis 70 Ha, tanah kering, pekarangan atau bangunan dan lain-lain 65,3085 Ha dan tegalan atau kebun 8,3250 Ha. Jalan-jalan di Desa Joho rata-rata telah beraspal meskipun masih ada jalan yang belum diaspal tetapi tidak terlalu banyak. Di Desa Joho terdapat 5 buah jembatan yang berfungsi untuk menghubungkan antar dusun.
Sarana perekonomian yang terdapat di Desa Joho diantaranya 15 buah toko/ kios/ warung, 2 buah koperasi simpan pinjam, 1 buah lumbung desa, 1 buah industri kecil dengan 15 orang tenaga kerja, 1 buah industri besar dengan 60 orang tenaga kerja, 6 buah industri rumah tangga dengan 12 orang tenaga kerja dan 4 buah rumah makan dengan 8 orang tenaga kerja.
Di Desa Joho terdapat 981 rumah penduduk yang dindingnya terbuat dari batu atau gedung permanen, 66 buah rumah yang dindingnya terbuat dari bambu. Rumah penduduk yang dindingnya terbuat dari batu atau gedung permanen dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal ini menandakan perekonomian yang terus meningkat.
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Joho diantaranya 4 buah TK dengan 8 orang guru, 4 SD dengan 35 guru, 1 SLTA dengan 50 guru, 1 SLTA kejuruan dengan 26 guru. Jumlah tempat ibadah yang ada di Desa Joho adalah 12 buah masjid dan 5 buah mushola, selain itu juga terdapat 8 unit organisasi kesenian. Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Joho yaitu 2 buah rumah bersalin dengan 10 tempat tidur, 1 buah Puskesmas dengan 2 buah tempat tidur, 1 buah klinik kesehatan, 1 orang dokter per 4 orang, 5 orang dukun bayi per 2 orang.
1. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk Berdasar Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasar Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Uraian Tahun
2003 2004 2005
1. Umur (th)
1. 0 – 14
2. 15 – 49
3. ≥ 50
4. Jenis Kelamin
1. Pria
2. Wanita 1715
3343
1059
2963
3114 1758
3940
1013
2608
3593 1178
3984
1015
3041
3200
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4.1 diatas yang membahas mengenai pertambahan penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang berumur 0 – 14 tahun pada tahun 2003 berjumlah 1715 orang, pada tahun 2004 meningkat sebanyak 43 orang menjadi 1758 orang, sedang pada tahun 2005 turun menjadi 1178 orang. Dan jumlah penduduk yang berumur 15 – 49 tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun 2003 ke tahun 2004 bertambah sekitar 597 orang dan dari tahun 2004 ke tahun 2005 bertambah sejumlah 44 orang, sedang untuk penduduk yang berumur 50 tahun keatas juga mengalami perubahan dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan 46 orang, sedang dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan sebanyak 20 orang. Untuk penduduk yang berdasarkan jenis kelamin di Dersa Joho ditemukan bahwa penduduk wanita lebih banyak dari penduduk laki-laki/ pria tetapi diantara mereka memiliki perbandingan yang tidak jauh berbeda.
Tabel 4.2. Keadaan Penduduk Menurut ABT dan Sex Ratio Di Desa Joho
Uraian Tahun Rata-rata
2003 2004 2005
1. ABT
2. Sex Ratio 58,5
95,1 52,3
72,5 38,7
95 49,8
87,5
Sumber : Data Sekunder
Tabel 4.2 diatas membahas mengenai ABT (Angka Beban Tanggungan ) dan nilai Sex Ratio ( perbandingan berdasarkan jenis kelamin). Untuk nilai ABT didapat dari rumus :
ABT =
Dan nilai Sex Ratio didapat dari rumus :
Sex Ratio :
Pada tahun 2003 nilai ABT yang didapatkan 58,5 = 58 yang berarti tiap-tiap 100 orang kelompok penduduk produktif harus menanggung 58 kelompok penduduk yang tidak produktif, sedangkan nilai sex ratio yang didapatkan adalah sebesar 95,1 berarti tiap 100 penduduk terdapat sekitar 95 orang laki-laki. Untuk tahun 2005 didapatkan nilai ABT sebesar 38,7 dan nilai sex rationya 95. Dari ke tiga data tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai ABT dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan, begitu juga tahun 2005 nilai ABT mengalami penurunan. Hal ini berarti dari tahun ke tahun nilai beban tanggungan yang ditanggung kelompok produktif semakin menurun. Sedangkan untuk sex ratio dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan, ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2004 mengalami penurunan. Untuk tahun 2005 sex ratio mengalami peningkatan sebesar 22,5; hal ini menandakan pada tahun 2005 jumlah penduduk laki-lakinya meningkat.
1. Jumlah Penduduk Berdasar Pendidikan
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Berdasar Pendidikan
Uraian Tahun
2003 2004 2005
1. Tidak Sekolah
2. Belum Tamat SD
3. Tidak Tamat SD
4. Tamat SD
5. Tamat SLTP
6. Tamat SLTA
7. Tamat Akademi/ PT 370
575
800
1800
1230
965
40 350
569
750
1860
1251
986
47 350
571
750
1951
1350
996
55
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4.3 diatas didapatkan data mengenai jumlah penduduk berdasarkan pendidikan dalam kurun waktu 3 tahun. Dari tahun 2003 hingga tahun 2005 terdapat adanya peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah baik itu tingkat SD hingga perguruan tinggi dan jenjang pendidikan yang sederajat lainnya. Ini berarti menunjukan bahwa pandangan penduduk mengenai arti penting pendidikan dalam kehidupan sehari-hari sudah cukup tinggi. Maka berpandangan kalau ingin hidup sukses dan sejahtera harus mempunyai pendidikan yang cukup supaya tidak dibodohi oleh orang lain.
1. Perencanaan Keluarga
Perencanaan keluarga di Desa Joho ini cukup terprogram dengan baik, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar responden memiliki jumlah anggota keluarga dalam tiap kepala keluarga hanya terdiri dari satu hingga empat anak. Ini membuktikan bahwa kegiatan keluarga berencana telah diterapkan dengan baik. Sampai saat ini jumlah aseptor KB baik itu Pil, IUD, Kondom atau lainnya dalam satu desa sudah lebih dari 500 orang. Ini menandakan peminat KB cukup baik. Dari sekian banyak metode kontrasepsi yang digunakan yang paling banyak dipilih adalah Pil yang didapat Dati puskesmas oleh bidan KB setempat.
1. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk di Desa Joho berjalan cukup cepat ini terbukti dengan banyaknya penduduk yang berpindah baik itu masuk maupun keluar dari Desa Joho. Selama beberapa tahun, dari tahun 2003 hingga 2005 jumlah penduduk yang masuk ke dalam desa hingga sekitar 9 – 34 orang dan yang keluar 6 – 13 orang. Untuk penduduk yang lahir dalam 3 tahun ini. Terdapat sebanyak 44 hingga 62 orang dan kematiannya sebanyak 19 hingga 23 orang. Sehingga dari data diatas untuk Desa Joho pertambahan penduduknya bersifat dinamis karena dapat berubah-ubah setiap waktu.
1. Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 4.4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Joho Dalam Tiga Tahun
Uraian Tahun
2003 2004 2005
1. Petani Sendiri
2. Buruh Tani
3. Pengusaha
4. Buruh Industri
5. Buruh Bangunan
6. Pedagang
7. PNS
8. Pensiunan
9. Pengangkutan 350
79
1
1000
150
50
115
16
24 350
79
1
1300
250
50
116
18
22 347
81
1
1320
255
51
121
18
22
1. Lain – lain 4008 4013 4032
Sumber : Data Sekunder
Pada tabel 4.4 diatas membahas mengenai mata pencaharian penduduk Desa Joho dalam tiga tahun. Pada umumnya untuk tiap mata pencaharian ada yang mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan, yang mengalami penurunan misalnya petani sendiri hal ini dikarenakan lahan yang mereka punyai telah dijual. Untuk mata pencaharian yang mengalami peningkatan cukup drastis adalah buruh industri dan buruh bangunan. Hal ini dikarenakan penduduk lebih berminat menjadi buruh dari pada pekerjaan lain, salah satu penyebabnya adalah pendidikan, sebagian besar penduduk berpendidikan rendah sehingga hanya buruhlah yang menjadi pilihan pekerjaannya. Untuk mata pencaharian yang umumnya statis yaitu pengusaha, pedagang, buruh tani, PNS, Pensiunan dan pengangkutan. Hal ini mungkin lebih dikarenakan kemampuan penduduk yang terbatas dan sarana prasarana yang kurang memadai.
1. Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat Desa Joho ini sudah dapat dikatakan baik. Hal ini dapat diketahui dengan sarana kesehatan yang terdapat di desa ini. Sarana kesehatan yang ada diantaranya 2 buah rumah bersalin, 1 buah puskesmas, 1 orang dokter per 2 orang dan 5 orang bidan per 2 orang. Dari sinilah dapat diketahui dengan sarana kesehatan yang memadai maka kesehatan masyarakatpun dapat terkontrol dengan baik.
1. Lembaga Masyarakat
1. Lembaga Pemerintahan Desa
Pemerintah Desa diselenggarakan di bawah pimpinan kepala desa yang mewakili, masyarakat guna hubungan keluar maupun kedalam masyarakat yang bersangkutan.
Lurah
A.B Hartono
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Joho
Dari masing-masing jabatan diatas memiliki tugas sebagai berikut :
1. Lurah Desa / Kepala Desa
Sebagai pemimpin pemerintahan desa yang berhak memberikan segala kebijakan di desanya dan memiliki kewajiban untuk mengatur jalannya pemerintahan dengan baik.
1. Kebayan
Kebayan bertugas menjadi ketua ditiap-tiap daerah kebayan yang dipimpin, sehingga dia yang menampung masalah penduduk di wilayah kebayanannya baik itu masalah administrasi ataupun masalah kependudukan lainnya.
1. Carik Desa
Carik desa disini berkedudukan sebagai sekretaris desa, sehingga dia bertugas mencatat dan menyampaikan laporan lurah tentang hal-hal yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pemerintahan.
1. Kaur-kaur
• Kaur Pemerintahan
Bertugas untuk mengurusi masalah administrasi pemerintahan desa seperti monografi desa, struktur organisasi dan sebagainya.
• Kaur Keuangan
Bertugas untuk mengurusi manajemen keuangan pemerintah desa dan memberikan laporan keuangan untuk tiap periode tertentu.
• Kaur Umum
Bertugas untuk mengurus segala permasalahan yang dihadapi penduduk.
• Kaur Pembangunan
Bertugas untuk mengurusi bidang pembangunan desa dan masyarakat desa tersebut di segala bidang.
• Kaur Kesra
Bertugas untuk mengurusi kesejahteraan masyarakat seperti beras miskin, kartu sehat, bantuan ekonomi dan sebagainya.
1. Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa Joho ini diantaranya:
1. Organisasi Pemuda
Yaitu organisasi bagi pemuda-pemuda di tingkat desa dengan segala macam bidang yang ditekuni, contohnya : organisasi karang taruna.
1. LKMD dan LMD
Lembaga masyarakat yang bertugas untuk menampung segala aspirasi masyarakat, baik itu masalah usahatani maupun masalah sosial budaya. Di Desa Joho ini ada organisasi dengan jumlah pengurus 10 orang.
1. PKK
Adalah kelompok atau perkumpulan ibi-ibu yang ada di Desa Joho, PKK ini ada pada tiap-tiap RT maupun RW.
1. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi yang terdapat di Desa Joho ini adalah koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam yang ada sebanyak 2 buah. Koperasi simpan pinjam ini memiliki kegiatan yakni perputaran modal yang dipinjamkan dalam waktu tertentu untuk dapat digunakan dalam kegiatan produksi usahatani. Disini juga terdapat 15 warung yang memiliki usaha untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.
1. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan yang ada di Desa Joho ini adalah TK sebanyak 4 buah dengan 8 orang guru, 4 buah SD dengan 34 guru, 1 Buah SLTA umum dan 1 buah SLTA kejuruan dengan 26 orang guru. Lembaga pendidikan ini sangat mendukung masyarakat untuk meningkatkan pendidikan dan program pengentasan buta huruf. Dengan semakin banyaknya sekolah yang ada jumlah murid yang dapat ditampungpun semakin banyak.
1. Lembaga Keamanan
Lembaga keamanan yang terbentuk adalah lembaga poskamling. Poskamling didirikan pada tiap-tiap dukuh untuk menjaga wilayahnya, karena masyarakat menyadari betapa pentingnya untuk menjaga keamanan lingkungan. Dengan adanya poskamling diharapkan tindak kejahatan akan berkurang.
Archive for the ‘Kab. Pati’ Category
Pengumuman Tim Pendata Koperasi Jawa Tengah Tahap II dan Undangan Diklat
Friday, October 24th, 2008
Panggilan Diklat Surveyor Koperasi Jateng Susulan :
Dari pendaftaran tahap II yang diterima sebagai Tim Surveyor Koperasi Jateng sbb:
1. Kota Pekalongan : EKo Septianto R
2. Kota Tegal : Nur laila Ismawati
3. Kab. Magelang : Anita Sri Sirep (Koordinator Kab), Siti Nurjanah
4. Kota Magelang : Agus Santoso (Koordnator Kota), Yudiarno
4. Kab. Pekalongan : Hardi
5. Kab. Wonosobo : Desiana Ery Susanti (Koordinator), Wiwit Priyanto
Nama-nama diatas agar mengikuti Pelatihan Tahap II Pada :
- Tanggal 27-29 Oktober 2008
- Tempat : Balai Latihan Transmigrasi Kab. Sleman Yogyakarta
Jl. Parasamya Sleman Beran Tridadi Sleman Yogakarta :
Ket : dari naik bus dari Magelang turun pertigaan Beran Sleman kekanan (komplek perkantoran Pemda Sleman)
Ket : membawa pakaian secukupnya, administrasi : pas photo 3 x 4 (2 lbr), fc. ijasah terakhir, daftar riwayat hidup, fc. rekening (bank bebas).Diserahkan kepada panitia Pusat ditempat diklat (administrasi dimasukkan dalam amplop besar, ditulisi nama dan kab/kota
Seluruh akomodasi : transport dan makan akan ditanggung panitia.
Seluruh peserta wajib joint milis : pendataankoperasi-jateng@yahoogroups.com,
karena semua file surat tugas dan informasi akan di posting pada milis.
Contact Pesrson Panitia Derah Yogyakarta : 085647300634 (Mbak Atik)
Yang sudah melihat pengumuman ini dan siap berangkat, silahkan konfirmasi via sms
ke 08122837241 (Agus Wiyono) atau 081325565686 (Salim Bachtiar) dengan menyebut nama, tim surveyor dari kab/kota
terima kasih
Agus Wiyono-Korwil Jateng
Posted in Kab. Pati | No Comments »
Penjelasan Diklat Tim Pendata Koperasi
Saturday, October 11th, 2008
Mohon bisa memahami pengumuman panggilan diklat tim pendata, untuk tidak salah persepsi :
selama diklat seluruh peserta akan disediakan akmodasi (makan dan penginapan) oleh panitia, jika ada yang mau datang lebih awal karena rumahnya jauh bisa cek in tgl 15 oktober 2008 , tapi panitia hanya menyiapkan penginapan saja. mohon yg konefirmasi via sms atau email menyebutkan nama dan kab/kota supaya mudah diketahui identitasnya.
Korwil Jateng
Posted in Kab. Pati | No Comments »
Panggilan Diklat Pendataan Koperasi Jawa Tengah
Friday, October 10th, 2008
Kepada seluruh Tim Pendataan Koperasi Jawa Tengah yang diumumkan lewat blog ini pada tanggal 9 Oktober 2008, dengan ini kami mengundang untuk mengikuti Diklat Pendataan Koperasi pada :
Hari/Tanggal : Kamis s.d Jumat/16-17 Oktober 2008
Jam : 09.00 s.d selesai
Tempat : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan / LPMP Semarang
Jl. Kyiai Maja Semarang Srondol Semarang, Telp. 024-7474192
Persyaratan yang harus di bawa : foto copy KTP, KK, Ijasah terakhir, Daftar Riwayat Hidup, copy rekening (dimasukkandi map warna biru ditulis dibagian depan Nama, Kabupaten), membawa pakaian yang cukup untuk menginap. Pakaian bebas rapi bersepatu
Daftar peserta tambahan yag juga harus hadir : Eko Setyo Nugroho (Sukoharjo), Abu Maskur dan Junaedi Bagus S (Kab. Semarang).
Untuk peserta luar kota yang jauh dari Semarang dapat melakukan cek in di LPMP tanggal 15 Oktober 2008 sore (panitia hanya menyediakan penginapan saja pada tanggal 15 ktober 2008).
Informasi ini dapat dicetak dan menjadi undangan resmi, beserta lampiran daftar nama (Pengumuman Tim Pendataan Koperasi Jateng).
Untuk konfirmasi kesiapan kedatangannya yang sudah membaca undangan ini dapat sms ke nomor 081325565686 (Salim Bachtiar) atau 08122837241 (Agus W) dengan menyebut nama dan kab/kota atau via email awiyono@gmail.com atau samba73kds@yahoo.com.
Keterangan : Tim Pendata dari latar belakang Ekonomi/Non Ekonomi Sarjana/Sarmud sekaligus menjadi Koordinator Kab/Kota, sedangkan yang tidak ada yang memiliki latar belakang ekonomi koordinator Kab/Kota dibicarakan saat Diklat.
Seluruh peserta akan diberikan transport pengganti dari asal ke semarang PP (besarnya disesuaikan dengan jarak)
Mohon Kab/Kota yang belum lengkap personilnya kami tunggu data tim tambahannya (diusahakan dengan latar belakang pendidikan ekonomi)
Kami tunggu konfirmasinya.
Korwil Jateng : Agus W dan Salim Bachtiar
Koperasi di NTT Dapat Bantuan Rp 4 Miliar
Kupang, NTT Online - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 2011 akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk membantu modal usaha koperasi di daerah itu.
"Dana ini belum termasuk bantuan Pemerintah Pusat senilai Rp2,8 miliar untuk bantuan pembangunan sarana koperasi dan pembinaan usaha kecil dan menengah," kata Kepala Dinas Koperasi Provinsi NTT Paulus Rante Tadung,Senin (29/11) di Kupang.
"Untuk tahun ini, alokasi untuk bantuan koperasi dari APBD NTT hanya Rp4 miliar. Kita akan gunakan untuk bantuan modal usaha dan juga pengembangan sumber daya manusia," katanya.
Dia mengakui, alokasi dana untuk koperasi pada 2011 memang lebih kecil dibanding 2010 lalu yang mencapai Rp7,5 miliar.
Hal ini karena adanya kebijakan baru dari Pemerintahan Frans Lebu Raya-Esthon Foenay yang memangkas alokasi anggaran untuk setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Hal ini untuk mendukung pelaksanaan program Desa Mandiri `Anggur Merah` (Anggaran untuk rakyat menuju sejahtera) yang akan diluncurkan pada 2011 mendatang.
Paulus Tadung mengatakan, tidak masalah dengan pemangkasan anggaran dari SKPD termasuk koperasi karena program Desa Mandiri `Anggur Merah` juga memiliki tujuan yang sama yakni meningkatkan ekonomi masyarakat.
Bahkan dalam program Desa Mandiri Anggur Merah ini, justeru masyarakat akan diberikan kepercayaan untuk mengelola sendiri dana dengan membangun usaha-usaha ekonomi produktif.
"Tidak masalah, semuanya juga untuk rakyat. Kalau untuk rakyat mengapa harus dipersoalkan," katanya.
Pemerintah Provinsi NTT mulai tahun 2011 akan memberikan bantuan dana hibah sebesar Rp250 juta per desa di 287 desa yang terdapat di 287 kecamatan.
Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk usaha-usaha ekonomi produktif dan keuntungan dari usaha ini bisa dinikmati langsung oleh masyarakat. bdc